Selasa, 16 Februari 2010

Pengertian System Transaksi Akuntansi & Struktur Step - Step Akuntansi

Berikut Pengertian Dari Akuntansi ;
Neraca Lajur



Neraca lajur adalah kertas kerja yang berbentuk kolom-kolom (lajur) yang digunakan untuk menampung rangkuman transaksi-transaksi rekening buku besar beserta penyesuaiannya sehingga dihasilkan suatu laporan keuangan. Neraca lajur digunakan agar dalam menyusun laporan keuangan dapat lebih sistematis dan meminimkan kesalahan dalam menyusun laporan keuangan. Neraca lajur tidak bersifat formal dan hanya untuk intern saja sehingga tidak perlu diberikan ke pihak lain. Dalam neraca lajur, saldo rekening-rekening buku besar disesuaikan, diseimbangkan dan disusun menurut cara-cara yang sesuai dengan penyusunan rekening-rekening dalam laporan keuangan.
Pemakaian neraca lajur juga dapot menunjukkan bahwa prosedur-prosedur yang perlun dilakukan untuk menyusun laporan keuangan telah dilaksanakan seluruhnya.
Urutan kolom-kolom dari kiri ke kanan neraca lajur menurut buku diktat adalah : neraca saldo – penyesuaian – neraca saldo setelah penyesuaian – laba rugi – neraca.
Urutan kolom-kolom dari kiri ke kanan neraca lajur secara praktek adalah : neraca awal – mutasi – neraca saldo – penyesuaian – laba rugi – neraca.

Perbedaan susunan neraca lajur menurut buku diktat dengan praktek di lapangan adalah :
Neraca awal :
Neraca lajur menurut buku tidak mencantumkan neraca awal tahun, sedang pada neraca lajur secara praktek neraca awalnya dicantumkan
Mutasi :
Dalam neraca lajur menurut buku tidak dicantumkan mutasi, sedangkan pada praktek dicantumkan.
Mutasi adalah arus keluar masuk kas atau bertambah atau berkurang rekening-rekening buku besar.

Kalau dilihat dari segi sistematis dan menghindari kesalahan, penggunaan kolom atau lajur mutasi tentu lebih baik dari pada merangkum secara langsung perubahan rekening buku besar pada neraca saldo. Kalau transaksi yang terjadi sangat sedikit mungkin penggunaan neraca saldo langsung bisa digunakan tapi jika transaksi yang terjadi dalam perusahaan sangat banyak maka penggunaan kolom muatsi lebih disarankan.
Penggunaan mutasi pada neraca lajur juga menghindari kesalahan dalam mendebet atau mengkredit suatu transaksi.

Jurnal Penutup dan Jurnal Pembalik
Dasar Dasar Akuntansi

A. PENGERTIAN
Jurnal Penutup adalah ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk menutup rekening-rekening nominal/sementara.
Akibat penutupan ini maka rekening–rekening ini pada awal periode akuntansi saldonya nol.
B. JURNAL PENUTUP
Terdapat 4 (empat) jurnal penutup yang harus dibuat yaitu:
1. Menutup rekening Pendapatan
Rekening Debet Kredit
Pendapatan
Ikhtisar Rugi/Laba xxx
xxx

1. Menutup rekening Beban
Rekening Debet Kredit
Ikhtisar Rugi/Laba
Beban xxx
xxx

1. Menutup rekening Ikhtisar Rugi/Laba
Rekening Debet Kredit
Ikhtisar Rugi/Laba
Modal xxx
xxx

1. Menutup rekening Prive
Rekening Debet Kredit
Modal
Prive xxx
xxx

C. CONTOH
Berikut adalah data laporan Rugi laba suatu perusahaan:
Pendapatan…………………………………………………….
Beban telepon……………………………………………
Beban asuransi……………………………………………
Beban depresiasi……………………………………………
Beban gaji..…………………………………………………… Rp. 12.900.000,-
Rp. 1.000.000,-
Rp. 250.000,-
Rp. 9.000.000,-
Rp. 2.000.000,-
Jurnal penutup yang harus dibuat pada akhir periode akuntansi adalah sebagai berikut:

JURNAL PENUTUP
Rekening Debet Kredit
Menutup Pendapatan:

Pendapatan
Ikhtisar Rugi/Laba

12.900.000


12.900.000

Menutup Beban:

Ikhtisar Rugi/Laba
Beban telepon
Beban asuransi
Beban depresiasi
Beban gaji


12.250.000



1.000.000
250.000
9.000.000
2.000.000
Menutup Ikhtisar Rugi/Laba:

Ikhtisar Rugi/Laba
Modal

650.000


650.000

Latihan 18
Buatlah jurnal penutup berdasarkan data-data sebagai berikut:
Pendapatan ………………………………………………….
Beban telepon ………………………………………………
Beban asuransi………………………………………………
Beban depresiasi………………………………………………
Beban gaji …….………………………………………………
Beban perlengkapan…………………………………………
Prive…..………………………………………………………. Rp. 20.000.000,-
Rp. 1.500.000,-
Rp. 1.000.000,-
Rp. 10.000.000,-
Rp. 4.000.000,-
Rp. 2.000.000,-
Rp. 5.000.000,-


Jawab:
JURNAL PENUTUP

Rekening Debet Kredit





E. REVERSING ENTRIES (JURNAL BALIK)
Jurnal balik adalah jurnal yang dibuat pada awal periode sebagai kebalikan dari sebagian jurnal penyesuaian pada akhir periode sebelumnya. Jurnal ini bersifat opsional namun jika dilakukan memberikan manfaat. Tidak semua ayat jurnal penyesuaian dilakukan reversing entries. Jurnal penyesuian yang dibalik adalah:
1. Hutang biaya
2. Piutang Pendapatan
3. Pendapatan Diterima Dimuka jika digunakan pendekatan pendapatan
4. Biaya Dibayar Dimuka jika digunakan pendekatan beban (biaya)
Untuk memudahkan pemahaman, berikut ini disajikan ikhtisarnya saja sebagai berikut:

No. Jenis AJP Ayat Jurnal Penyesuaian Jurnal Balik
1. Hutang Biaya Biaya Gaji
Hutang Gaji 100
100 Hutang Gaji
Biaya Gaji 100
100
2. Piutang Bunga Piutang Bunga
Pendapatan Bunga 150
150 Pendapatan Bunga
Piutang Bunga 150
150
4. Biaya Dibayar Dimuka Sewa Dibayar Dimuka
Beban Sewa 900
900 Beban Sewa
Sewa Dibayar Dimuka 900
900


BUKU BESAR PEMBANTU


BUKU BESAR PEMBANTU PERUSAHAAN DAGANG

BUKU BESAR PEMBANTU

Setelah mengerjakan modul ini Anda dapat:
1. menjelaskan pengertian buku besar pembantu;
2. menjelaskan macam-macam buku besar pembantu;
3. menjelaskan dua bentuk buku besar pembantu; dan
4. mencatat transaksi ke dalam buku besar pembantu.


Pengertian Buku Besar Pembantu
Dalam praktek akuntansi di lapangan, apabila perusahaan hanya menggunakan satu buku besar belum dapat memberikan catatan yang terperinci mengenai akun-akun tertentu. Oleh karena itu agar perusahaan dapat memberikan data akun yang lebih rinci maka diperlukan buku pembantu.
Apa itu buku besar pembantu? Buku besar pembantu adalah buku besar yang digunakan untuk mencatat akun tertentu dan perubahan-perubahannya secara lebih rinci. Dengan demikian akun buku besar berfungsi sebagai akun kontrol sedang akun yang ada dalam buku pembantu merupakan rincian dari akun buku besar tertentu. Untuk lebih jelas coba Anda amati bagian dari siklus akuntansi berikut ini!


Dari skema (bagian siklus akuntansi) di atas, Anda dapat memahami betapa eratnya hubungan antara buku besar dengan buku besar pembantu tersebut. Baiklah, sekarang dilanjutkan dengan macam-macam buku besar pembantu.
Macam–macam Buku Besar Pembantu
Biasanya dalam perusahaan dagang digunakan tiga macam buku besar pembantu yaitu buku pembantu piutang, buku pembantu utang dan buku pembantu persediaan barang.
Dari contoh buku besar dan buku besar pembantu di atas, apa yang dapat Anda simpulkan? Ya, di antaranya yaitu, semakin banyak langganan (debitur) perusahaan maka semakin banyak pula buku pembantu yang perlu dibuat. Semakin banyak jenis dari barang dagang maka semakin banyak buku pembantu persediaan yang diperlukan.
Dalam modul ini hanya disajikan dua buku pembantu yaitu untuk piutang dagang dan utang dagang. Bagaimana bentuknya? Pembahasan lebih lanjut dalam materi berikutnya
Bentuk Buku Besar Pembantu
Seperti halnya buku besar, buku pembantu dapat dibuat dengan dua bentuk yang lazim digunakan yaitu: bentuk skontro dan bentuk staffel. Perhatikan format di bawah ini!
1. Buku pembantu bentuk skontro
2. Buku pembantu bentuk staffel
Setelah Anda amati format di atas, mungkin Anda bertanya, apakah cara pencatatanya sama dengan pencatatan pada buku besar?. Jawabannya ya. Perbedaannya hanya pada sumber pencatatan. Pada buku besar sumber pencatatannya adalah dari jurnal umum atau jurnal khusus, sedangkan buku pembantu sumber pencatatannya langsung dari bukti transaksi. Untuk itu dilanjutkan dengan cara pencatatan buku besar pembantu.
Cara pencatatan buku besar pembantu.
Proses pencatatan dalam buku pembantu dapat dilakukan dari bukti transaksi langsung ke dalam buku pembantu. Seperti yang dicontohkan berikut ini.

Contoh:
PD. Samahati selama bulan Juli 2000 melakukan transaksi penjualan kepada beberapa langganan sebagai berikut:
Juli 5 Dijual barang dagang secara kredit kepada Tn. Sabar Bandung dengan harga Rp 1.400.000,00. Faktur Nomor 010.
Juli 7 Dijual barang dagang Rp 1.170.000,00 kepada Toko Tiya secara kredit. Faktur Nomor 011.
Juli 8 Dijual dengan kredit barang dagang kepada Toko Sehati Medan seharga Rp 2.100.000,00. Faktur Nomor 012.
Juli 12 Dijual barang dagang dengan harga Rp 1.000.000,00 kepada Tn. Ryan Bandar Lampung dengan kredit. Faktur Nomor 013.
Juli 16 Dijual barang dagang secara kredit kepada Tn. Sabar Bandung seharga Rp 2.000.000,00. Faktur Nomor 014.
Juli 18 Diterima kembali barang dagang yang dijual tanggal 16 Juli lalu seharga Rp 400.000,00 karena tidak sesuai dengan pesanan Nota kredit Nomor 004.
Juli 22 Dijual barang dagang seharga Rp 1.100.000,00 kepada Tn. Ryan Bandar Lampung secara kredit. Faktur Nomor 015.
Juli 28 Diterima pelunasan faktur penjualan Nomor 014 tanggal 16 yang lalu dari Tn. Sabar Bandung Bukti Kas masuk 047.
Juli 29 Diterima piutang dagang dari Toko Tiya sejumlah Rp 470.000,00 Bukti Kas masuk 048.
Diminta:
Catatlah transaksi di atas dalam buku besar pembantu piutang dagang (Bentuk staffel) sebagai berikut:
1. Tn. Sabar, Jl. Merapi 22, Bandung.
2. Toko Sehati, Jl. Candrawasih 12, Medan.
3. Tn. Ryan, Jl. Menara Baru 234, Bandar Lampung.
4. Toko Tiya, Jl. Kaswari 17, Tangerang.
Keterangan:
1. Kolom tanggal : Diisi dengan tanggal transaksi.
2. Kolom keterangan : Diisi dengan faktur.
3. Kolom Referensi : Diisi dengan faktur penjualan nomor.
4. Kolom Debit : Diisi dengan jumlah piutang bertambah.
5. Kolom kredit : Diisi dengan jumlah piutang berkurang.
6. Kolom saldo : Diisi dengan selesih kolom debit dan kredit.
Apa yang perlu disiapkan untuk mencatat transaksi tersebut di atas? Bagaimana pencatatannya? Baiklah, Anda perhatikan pencatatannya berikut ini.
Mengapa pencatatan buku besar pembantu sederhana seperti di atas? Baik, apabila Anda perhatikan pencatatan buku besar pembantu sumbernya adalah dari bukti transaksi. Transaksi di atas semua berhubungan dengan penjualan barang dagang yang dilakukan secara kredit (menambah piutang dagang), retur penjualan (mengurangi piutang dagang) dan penerimaan pelunasan faktur penjualan (menguragi piutang dagang).
Analisis transaksi penjualan barang dagang secara kredit, akan dicatat dalam akun piutang dagang pada sisi debit karena harga jumlah penjualan tidak langsung diterima saat itu. Dalam pencatatannya dalam buku besar pembantu piutang atas nama masing-masing debitur perusahaan.
Begitu juga dengan buku besar pembantu utang dagang, sumber pencatatannya berasal dari transaksi pembelian yang dilakukan secara kredit, analisisnya hanya terhadap akun utang dagang bertambah akibat pembelian yang dilakukan dengan kredit yang harus dicatat di sisi kredit, akun utang dagang berkurang karena adanya transaksi retur pembelian dan transaksi pembayaran/pelunasan faktur pembelian yang jatuh tempo yang mestinya dicatat di sisi debit dalam buku besar pembantu utang dagang.

Ayat Jurnal Penyesuaian


Ayat jurnal penyesuaian (Memorial) adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo perkiraan-perkiraan ke saldo yang sebenarnya sampai akhir periode akuntansi, atau untuk memisahkan penghasilan atau biaya dari suatu periode dengan periode yang lain.
Penyesuaian tidak berarti pembetulan dari kesalahan yang terjadi, karena setiap kesalah pada komputer akuntansi dapat langsung dilakukan pada record yang diketahui salah. Penyesuaian merupakan hal yang penting pada sistem periodical system yang dilakukan pada saat penyusunan laporan keuangan. Perpetual system sesungguhnya tetap membutuhkan penyesuaian hanya saja dilakukan dalam waktu yang tidak ditentukan, sehingga banyak yang mengatakan dalam perpetual system tidak dibutuhkan penyesuaian.
Hal-hal yang perlu mendapat penyesuaian
pada akhir periode akuntansi adalah :
• Persediaan barang dagang (inventory of merchandise)
• Biaya dibayar di muka (Prepaid expenses)
• Penghasilan diterima dimuka (accruals receivable)
• Baya yang masih harus dibayar (Accruals payable)
• Penyusutan aktiva tetap(depretion of fixes assets)
• Taksiran piutang tak tertagih
Contoh:
Bila kita merima pesanan (Purchase Order) suatu barang dari customer, dengan menerima pembayaran dimuka sesuai aturan tertentu yang ditetapkan misalnya 50%. Cash yang kita terima tersebut adalah bagian dari hutang kita terhadap bayer sejumlah cash yang kita terima. Utang tersebut biasanya dibukukan pada rekening “Pendapatan diterima dimuka”. Pada saat barang yang dipesan sudah kita penuhi bagian piutang akan mencatat sejumlah total invoice padahal piutang seharusnya adalah sebesar 50% dan pedapatan diterima dimuka seharus menjadi 0 (Nol). Pada saat ini diperlukan jurnal memorial untuk menghapus pembayaran dimuka dengan mendebet hutang(pendapat diterima dikumka) dan mengkredit piutang. Dalam kasus ini kami membuat memorial kredit yang secara automatis membuat ayat jurnal memorial yang mengkredit piutang dan mendebet penadapan diterima dimuka.
Dalam menangani Jurnal Penyesuaian Saya menggunakan 3 form elektronik :
• Memorial Debet : Form untuk membuat memorial yang secara automatis akan mengupdate buku utang, membuat jurnal memorial yang akan mendebet Hutang Dagang dan mengktedit biaya dibayar dimuka. (terhubung ke data supplier)
• Memorial Kredit : Form untuk membuat memorial debet yag secara utomatis mengupdate buku piutang, membuat jurnal memorial yang akan mendebet Pendapatan diterima dimuka dan mengktedit Piutang Dagang. (terhubung ke data customer)
• Serba serbi : Form ini tidak terhubung dengan buku transaksi contoh : penyesuaian persediaan.
Prosedure pembuatan ayat penyesuaian
PERSEDIAAN BARANG DAGANG
memakai perkiraan harga pokok (cost of good sold)
Harga pokok penjualan Rp.x.xxx
Persediaan barang dagang (awal) Rp.x.xxx
Harga pokok penjualan Rp.x.xxx
Pembelian Rp.x.xxx
Harga pokok penjualan Rp.x.xxx
Ongkos angkut pembelian Rp.x.xxx
Persediaan barang dagang (akhir) Rp.x.xxx
Harga pokok penjualan Rp.x.xxx
Pembelian retur & potongan harga Rp.x.xxx
Harga pokok penjualan Rp.x.xxx
Memakai perkiraan Ikhtisar Laba Rugi
Ikhtisar Laba Rugi Rp.x.xxx
Persediaan barang dagang awal Rp.x.xxx
Persediaan Barang dagang akhir Rp.x.xxx
Ikhtisar Laba Rugi Rp.x.xxx
PERSEDIAAN AKHIR
JIKA SALDO SEMENTARA <> STOCK OPNAME
Koreksi pemakaian bahan Rp.x.xxx
Persediaan/barang dalam proses Rp.x.xxx

BIAYA DIBAYAR DI MUKA
Bila saat pembayaran dibukukan sebagai biaya dibayar di muka
Biaya …. Rp.x.xxx
…… dibayar di muka Rp.x.xxx
Bila saat pembayaran dibukukan sebagai biaya
…… dibayar di muka Rp.x.xxx
Biaya …. Rp.x.xxx

PENGHASILAN DITERIMA DIMUKA
Bila saat penerimaan dicatat sebagai utang
……. Diterima dimuka Rp.x.xxx
Pendapatan ……. Rp.x.xxx
bila saat penerimaan dicatat sebagai pendapatan
Pendapatan ………….. Rp.x.xxx
Diterima dimuka Rp.x.xxx
Piutang penghasilan
Penghasilan ymh diterima Rp.x.xxx
Pendapatan Rp.x.xxx

BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR
Biaya ….. Rp.x.xxx
…… biaya ymh dibayar Rp.x.xxx

PENYUSUTAN AKTIVA TETAP
Biaya penyusutan Rp.x.xxx
Akumulasi penyusutan Rp.x.xxx
PIUTANG DIRAGUKAN (TIDAK SEHAT)
Lihat Kerugian Piutang

PEMBAGIAN LABA
A. PADA WAKTU DITETAPKAN
Debet - Sisa Laba Rugi Rp.x.xxx
Kredit - Laba dibagi Rp.x.xxx
B. PADA WAKTU DIBAYAR
Debet - Laba dibagi Rp.x.xxx
Kredit - Kas atau bank Rp.x.xxx



Jurnal Khusus

PRINSIP-PRINSIP SISTEM AKUNTANSI
Sistem akuntansi dari sebuah organisasi harus dapat menyediakan seluruh
informasi yang penting. Jenis dari sistem akuntansi yang digunakan
tergantung dari kebutuhan informasi dari organisasi tersebut. Semua
sistem akuntansi harus memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) keefektifan pembiayaan,
2) internal kontrol yang memadai,
3) fleksibilitas terhadap perubahan lingkungan, dan
4) kesesuaian dan adaptasi terhadap struktur organisasi.
PENGINSTALAN DAN PERBAIKAN SISTEM AKUNTANSI
Penginstalan dan perbaikan sistem akuntansi membutuhkan
informasi operasi bisnis yang lengkap. Langkah-langkah berikut
adalah penting ketika menginstal atau mengubah sebuah sistem akuntansi.
1)- Analisa sistem: tahap ini menentukan data apa yang dibutuhkan, sumber data
dan masalah yang dihadapi dalam memproses data terbaru.
2)- Disain sistem : Tahap ini melibatkan pendisainan sistem akuntansi yang baru atau perbaikan
sistem akuntansi yang ada berdasarkan hasil dari
analisa sistem.
3)- Penerapan sistem : Di tahap terakhir ini penginstalan dan pengevaluasian
sistem akuntansi yang baru dan perbaikan sistem akuntansi, diterapkan.
PENGENDALI INTERNAL
Pengendali internal didisain untuk melindungi aset, mengklarifikasi kesahihan
dari data akuntansi, membantu efisiensi, dan mendorong kesetiaan
terhadap kebijakan perusahaan. Pengendali akuntansi internal secara spesifik
berkonsentrasi pada perlindungan aset dan kesahihan
dari data akuntansi. Pengendali administrasi internal
berkonsentrasi pada efisiensi pelaksanaan, dan membantu menentukan apakah
tujuan organisasi telah tercapai.
BUKU BESAR PEMBANTU
Buku besar pembantu digunakan untuk rekening yang memiliki rekening
tersendiri dalam jumlah besar besar dengan karakter umum.
Buku besar pembantu sering digunakan untuk rekening penerimaan dan pengeluaran;
yang mana keduanya terdiri dari rekening-rekening kecil dalam jumlah besar.
Buku besar umum terdiri dari seluruh laporan laba/rugi dan laporan aliran kas.
Setiap buku besar pembantu memiliki rekening pengendali yang dapat di temukan di buku besar.
Jumlah laba dari buku besar pembantu harus sama dengan rekening pengendali.
JURNAL KHUSUS
Jurnal khusus dipergunakan untuk mencatat transaksi-transaksi tertentu
yang sering terjadi. Di bawah ini adalah rangkuman dari
empat jurnal khusus yang sering digunakan:
1)- jurnal pembelian: digunakan untuk mencatat penjualan dalam kredit,,
2)- jurnal penjualan: digunakan untuk mencatat seluruh penjualan dalam kredit,
3)- jurnal pengeluaran kas: digunakan untuk mencatat seluruh pengeluaran dalam bentuk kas, dan
4)- jurnal penerimaan kas: digunakan untuk mencatat seluruh penerimaan dalam bentuk kas.
Beberapa instansi menggunakan dokumen-dokumen bisinis seperti catatan pembelian dan penjualan
daripada menggunakan jurnal khusus yang bertujuan untuk mengurangi biaya.
JURNAL PEMBELIAN
Barang-barang yang umumnya dipesan adalah barang-barang yang termasuk jenis inventaris guna keperluan penjualan, persediaan, dan perlengkapan.
Catatan dari rekening terbayarkan selalu dimasukkan dalam kredit,
sedangkan rekening asset dimasukkan sebagai debet. Asset yang dibeli dengan cara
berulang-ulang atau sering, membutuhkan kolom tersendiri dalam jurnal. Sedangkan aset yang
dibeli dengan frekuensi jarang atau lebih sedikit dimasukkan dalam bagian lain-lain dalam jurnal
. Secara keseluruhan, jumlah total debet harus sama dengan jumlah total kredit.
Di akhir periode akuntansi, semua catatan harus dimasukkan dalam
Buku Besar pembantu atau Buku Besar Umum.
JURNAL PENGELUARAN KAS
Ketika jurnal pembayaran kas digunakan, maka kolom kas selalu
dikreditkan setiap saat pembayaran dilakukan. Saat suatu pembayaran dilakukan
untuk barang-barang yang dipesan sebelumnya melalui kredit, maka kolom rekening terbayarkan
harus dikreditkan. Kalau ada diskon yang ditawarkan untuk
pembayaran awal, maka diskon pembelian tersebut harus didebetkan. Kolom
rekening lain-lain digunakan untuk mencatat debet dari rekening-rekening yang tidak memiliki
kolom tersendiri. Di akhir bulan, semua data dari jurnal
harus dimasukkan dalam Buku Besar Pembantu atau
Buku Besar Umum. Keseluruhan dari rekening terbayarkan pada buku besar tambahan
harus seimbang dengan rekening kontrol. Jika keseimbangan tersebut tidak tercapai, maka
kesalahan-kesalahan tersebut harus ditemukan dan diperbaiki.
JURNAL PENJUALAN
Jurnal penjualan hanya digunakan untuk mencatat penjualan barang
. Fitur yang unik dari jurnal penjualan ini adalah bahwa debet dan kredit dari rekening penerimaan
menempati kolom yang sama. Sebuah kolom kadangkala juga
ada untuk mencatat pajak penjualan yang terbayarkan. Setiap pengembalian penjualan atau
hadiah yang diberikan untuk barang-barang yang terjual dengan cara kredit perlu dimasukkan dalam Jurnal Umum
. Jika ada pengembalian tunai yang dilakukan, maka transaksi tersebut harus dicatat
dalam jurnal pembayaran tunai/kas.
JURNAL PENERIMAAN KAS
Jurnal penerimaan kas digunakan untuk mencatat semua transaksi yang
menambah keseimbangan kas. Sumber yang paling umum dari kas berasal dari
kas penjualan dan pembayaran barang. Ketika debitor membayar
barang-barang yang dipesan, kolom rekening penerimaan
harus dikreditkan. Jika ada pelanggan yang mengambil diskon,
maka kolom diskon penjualan harus didebetkan untuk diskon kas.
Semua rekening dalam jurnal penerimaan kas dimasukkan secara periodik
ke dalam Buku Besar Umum. Rekening-rekening penerimaan harus dimasukkan
secara bulanan ke dalam Buku Besar pengganti untuk rekening penerimaan.



Alur Akuntansi - Febrinda Elisa XII Ak3

Alur Akuntansi

Alur akuntansi adalah alur dari mulai terjadi transaksi sampai menjadi sebuah laporan keuangan. Urut-urutan akuntansi untuk menjadi sebuah laporan keuangan adalah sebagai berikut :
1.Transaksi
2.Jurnal
3.Buku Besar dan Buku Pembantu
4.Neraca Lajur
5.Laporan Keuangan

Keterangan :

Yang dimaksud dengan transaksi adalah terjadi suatu kesepakatan antara penjual dan pembeli. Transaksi tersebut bisa berupa transaksi tunai dimana pembeli langsung membayar dengan uang sejumlah harga dari barang, atau bisa juga transaksi tersebut adalah transaksi kredit.

Jurnal adalah mencatat transaksi tersebut dan menentukan lawan transaksi tersebut agar terjadi keseimbangan. Misalnya penjualan secara tunai maka jurnalnya adalah Debet : Kas dan Kreditnya : Penjualan. Kalau penjualannya kredit maka jurnalnya adalah Debet : Piutang Dagang, Kredit : Penjualan.

Buku Besar adalah buku untuk mencatat transaksi keluar masuk sebuah rekening akuntansi. Misalnya buku besar Piutang maka yang dicatat dalam buku itu adalah transaksi timbulnya piutang baru untuk debetnya dan pembayaran piutang lama untuk kraditnya. Misal Buku Besar Hutang Usaha maka debetnya adalah hutang yang telah di bayar dan kreditnya adalah timbulnya hutang baru dari pembelian secara kredit.
Buku Besar Pembantu adalah buku besar sebagai pelengkap dari buku besar, fungsi dari buku pembantu ini adalah untuk mengelompokkan customer/ langganan. Biasanya buku pembantu ini digunakan untuk rekening Piutang Usaha dan Hutang Usaha serta persediaan barang yang beraneka jenisnya.

Neraca Lajur adalah neraca yang menampung semua rekening buku besar kemudian diolah menjadi Neraca Saldo. Pada akhir tahun akan diadakan penyesuaian apabila ada berubahan pada buku besar

Jurnal Penutup - Febrinda Elisa XII Ak3

1. Pengertian dan Fungsi Jurnal Penutup

Akun pendapatan dan beban merupakan akun nominal atau akun sementara yang dibuka untuk menghitung laba/rugi perusahaan selama satu periode. Akhirnya saldo laba/rugi dipindahkan (ditutup) ke akun modal, sehingga akun sementara itu bersaldo nol.

Begitu juga dengan akun prive merupakan akun sementara yang digunakan untuk menampung (mencatat) penarikan modal selama satu periode akuntansi. Saldo prive ini juga dipindahkan (ditutup) ke akun modal.;

Proses pemindahan akun sementara ke akun modal dicatat dalam jurnal umum yang disebut dengan jurnal penutup. Setelah selesai jurnal penutup kemudian diposting (dipindahbukukan) ke dalam buku besar yang sesuai. Sehingga akun buku besar nominal akan benar-benar bersaldo nol.

Dapatkah Anda mengambil kesimpulan dari uraian di atas?

Jadi jurnal penutup adalah pencatatan pemindahan saldo akun nominal (sementara) berupa pendapatan dan beban ke akun modal melalui ikhtisar laba/rugi, serta pemindahan saldo akun prive ke akun modal.

Dengan demikian fungsi jurnal penutup adalah:
a. Menghitung jumlah laba/rugi dari akun pendapatan dan beban.
b. Memindahkan (menolkan) saldo akun sementara ke akun modal untuk pencatatan periode berikutnya.
c. Menghitung modal akhir periode.

Akun mana saja yang perlu ditutup?
Sebagaimana yang telah Anda ketahui sebelumnya bahwa ada beberapa akun yang biasanya perlu ditutup pada akhir periode, yaitu:
a. Akun pendapatan.
b. Akun beban.
c. Akun ikhtisar laba/rugi atau saldo laba/saldo rugi.
d. Akun prive.

Contohnya:

a.

Akun Pendapatan (bersaldo kredit)
Bila ditutup ke akun Ikhtisar Laba/Rugi, maka akun Pendapatan dicatat sebagai berikut:

Pendapatan Jasa

xxxx

Ikhtisar Laba/Rugi

xxxx

b.

Akun Beban (bersaldo debet)
Bila ditutup ke akun Ikhtisar Laba/Rugi, maka dicatat sebagai berikut:

Ikhtisar Laba/Rugi

xxxx

Beban

xxxx

c.

Akun Ikhtisar Laba/Rugi atau Saldo Laba/Saldo Rugi
Bila diketahui ada saldo rugi, maka dicatat sebagai berikut:

Modal

xxxx

Saldo Rugi

xxxx

Sebaliknya bila diketahui terdapat saldo laba, maka dicatat:

Modal

xxxx

Saldo Rugi

xxxx

d.

Akun Prive (bersaldo debet)
Akun Prive ditutup ke akun Modal dan dicatat sebagai berikut:

Modal

xxxx

Prive

xxxx

Berikut ini dapat Anda perhatikan contoh menutup buku besar. Data yang diambil dari perusahaan jasa “Ryan Service” per 31 Desember 1999. Lihat kembali kertas kerja yang telah selesai Anda kerjakan.

Agar dapat membantu pemahaman Anda berhubungan dengan cara membuat jurnal penutup serta keterkaitannya dengan Neraca Saldo setelah penutupan, maka pada bagian akhir kegiatan ini akan disajikan dengan contoh praktek. Namun sebelumnya coba Anda pelajari dulu materi tentang Neraca Saldo Setelah Penutupan.

Neraca Lajur - Febrinda Elisa XII AK3

Neraca lajur adalah kertas kerja yang berbentuk kolom-kolom (lajur) yang digunakan untuk menampung rangkuman transaksi-transaksi rekening buku besar beserta penyesuaiannya sehingga dihasilkan suatu laporan keuangan. Neraca lajur digunakan agar dalam menyusun laporan keuangan dapat lebih sistematis dan meminimkan kesalahan dalam menyusun laporan keuangan. Neraca lajur tidak bersifat formal dan hanya untuk intern saja sehingga tidak perlu diberikan ke pihak lain. Dalam neraca lajur, saldo rekening-rekening buku besar disesuaikan, diseimbangkan dan disusun menurut cara-cara yang sesuai dengan penyusunan rekening-rekening dalam laporan keuangan.
Pemakaian neraca lajur juga dapot menunjukkan bahwa prosedur-prosedur yang perlun dilakukan untuk menyusun laporan keuangan telah dilaksanakan seluruhnya.
Urutan kolom-kolom dari kiri ke kanan neraca lajur menurut buku diktat adalah : neraca saldo – penyesuaian – neraca saldo setelah penyesuaian – laba rugi – neraca.
Urutan kolom-kolom dari kiri ke kanan neraca lajur secara praktek adalah : neraca awal – mutasi – neraca saldo – penyesuaian – laba rugi – neraca.

Perbedaan susunan neraca lajur menurut buku diktat dengan praktek di lapangan adalah :
Neraca awal :
Neraca lajur menurut buku tidak mencantumkan neraca awal tahun, sedang pada neraca lajur secara praktek neraca awalnya dicantumkan
Mutasi :
Dalam neraca lajur menurut buku tidak dicantumkan mutasi, sedangkan pada praktek dicantumkan.
Mutasi adalah arus keluar masuk kas atau bertambah atau berkurang rekening-rekening buku besar.

Kalau dilihat dari segi sistematis dan menghindari kesalahan, penggunaan kolom atau lajur mutasi tentu lebih baik dari pada merangkum secara langsung perubahan rekening buku besar pada neraca saldo. Kalau transaksi yang terjadi sangat sedikit mungkin penggunaan neraca saldo langsung bisa digunakan tapi jika transaksi yang terjadi dalam perusahaan sangat banyak maka penggunaan kolom muatsi lebih disarankan.
Penggunaan mutasi pada neraca lajur juga menghindari kesalahan dalam mendebet atau mengkredit suatu transaksi.